Masjid Saka Tunggal Baitussalam

Masjid Saka Tunggal Baitussalam

Ternyata Islam masuk di Indonesia sudah sejak lama sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Ini dibuktikan dengan berdirinya sebuah bangunan masjid pada tahun 1288 Miladiyah, yaitu 200 tahun sebelum Wali Songo dan sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Jejak sejarah ini membuktikan bahwa Masjid Saka Tunggal Baitussalam adalah masjid tertua di Indonesia.

masjid saka tunggal baitussalam

Desa Cikakak, Kecamatan Wangon Banyumas Jawa Tengah menjadi lokasi masjid bersejarah ini. Diarea Masjid ini masih dipenuhi dengan kawanan monyet yang banyak berkeliaran bebas. Kawasan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sudah menjadi cagar budaya. Ada komplek pemakaman tua dengan memiliki gerbang yang bertuliskan aksara Jawa. Makam disana menjadi tempat berziarah kubur rutin bagi masyarakat muslim setempat.

masjid saka tunggal baitussalam1

Masjid Saka Tunggal Baitussalam dibangun 5 abad setelah pembangunan candi Borobudur. Masjid Saka Tunggal dibangun pada masa kerajaan Singosari. Tokoh penyebar agama Islam yang bernama Mbah Mustolih dalam masa Mataram Kuno menjadikan Masjid Saka Tunggal Ini sebagai pusat atau markas dalam mendakwahkan Islam. Makam beliaupun berda di sekitar Masjid Saka Tunggal.

Arsitektur

interior saka tunggal

Empat helai sayap terbuat dari kayu yang berada pada saka tunggal menjadikan arsitektur bangunan masjid ini unik. Saka tunggal tersebut seperti totem. Empat sayap tadi memiliki makana ‘papat kiblat lima pancer’ yang memiliki arti empat mata angin dengan satu pusat. Pancer tadi bermakna manusia dan empat kiblat tadi simbol dari air, angin, api dan bumi. Saka tunggal sendiri bermakna kehidupan manusia harus lurus seperti saka tersebut yang melambangkan huruf alif. Jika bengkok maka bukanlah manusia.

ruang utama saka tunggal

Keaslian hiasan masjid terdapat pada mimbar dan mihrab, ada ukiran pada kayu berbentuk nyala sinar matahari. Dan bentuk seperti itu banyak terdapat pada arsitektur pada bangunan di masa kerajaan Majapahit dan Singosari. Atap dari ijuk kelapa yang berwarna hitam juga menjadi khas dari bangunan masjid saka tunggal. Atap ijuk ini adalah gaya arsitektur yang banyak terdapat pada bangunan pura umat Hindu seperti di Bali.

masjid soko tunggal kini

Masjid yang sudah dua kali mengalami pemugaran mulai pada tahun 1965 dengan digantikannya dinding dari tembok dan sedikit dinding dari anyaman bambu, kemudian atap dari seng. Perubahan ini terjadi hanya materi pada bangunan saja, arsitektur tetap pada bentuk aslinya. benda dan bangungan yang masih rapi sejak berdirinya hingga saat ini yang berumur ratusan tahun masih dalam kondisi baik adalah bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib dan tempat wudlu, serta saka tunggal yang terbuat dari kayu jati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *