5 Fakta Masjid Nabawi Madinah

5 Fakta Masjid Nabawi Madinah

Masjid Nabawi Madinah merupakan salah satu masjid suci umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah. Masjid Nabawi Madinah menjadi salah satu tujuan jamaah haji dan umroh setiap tahunnya. Sehingga masjid ini memilki bangunan masjid yang megah dan dan menakjubkan. Penampakan Masjid Nabawi Madinah dulu awalnya tidaklah semegah saat ini. Perjalanan sejarahlah yang menciptakan bangunan Masjid Nabawi Madinah semegah sekarang ini.

Masjid Nabawi Madinah menjadi megah dan luas karena setiap tahunnya, jumlah jamaah haji dan umroh semakin meningkat terus. Sehingga jika tidak dilakukan perluasan masjid, maka kapasitas masjid tidak mencukupi untuk jumlah jamaah yang semakin banyak. Di sisi lain, Masjid Nabawi Madinah memiliki fakta-fakta menakjubkan yang perlu umat Islam ketahui. Apa saja fakta menakjubkan Masjid Nabawi Madinah itu ? Fakta-fakta menakjubkan itu selengkapnya ada di bawah ini.

Masjid Terbesar Kedua Di Dunia

Masjid Nabawi Madinah

sumber : https://ichef.bbci.co.uk/

Perluasan Masjid Nabawi Madinah yang terus dilakukan sejak masa khalifah Umar bin Khattab ra, hingga saat ini membuktikan bahwa jumlah umat Islam di dunia ini semakin bertambah. Luas Masjid Nabawi pada masa Rasulullah SAW memiliki ukuran 30 x 35 meter, dan sekarang masjid ini memiliki ukuran luas 100 kali ukuran luas awal dibangunnya masjid ini.

Pemakaman Janatul Baqi yang terletak di pinggiran kota Madinah ini merupakan batas dari kota Madinah. Hari ini pagar Masjid Nabawi Madinah berbatasan dengan pemakaman Janatul Baqi. Perluasan masjid di masa Raja Abdullah pada tahun 2012 ini akan diperkirakan bisa menampung jamaah sekitar dua juta jamaah. Kapasitas di dalam masjid bisa menampung sekitar satu juta jamaah, sedangkan daya tampung di pelataran masjid sekitar delapan ratus ribu jamaah. Untuk membersihkan masjid ini saja dibutuhkan sekitar 3.200 orang pekerja. Sehingga Masjid Nabawi Madinah menjadi masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidl Haram di Mekah.

250 Payung Raksasa

sumber : https://asiatoday.id/

Fakta menakjubkan di Masjid Nabawi Madinah salah satunya adalah keberadaan payung raksasa yang berjumlah 250 buah payung. Masing-masing payung memilki tinggi 20 meter dan lebar 25 meter. Payung raksasa yang berada di teras masjid berfungsi untuk menstabilkan suhu ruangan di dalam Masjid Nabawi Madinah.

Fungsi keberadaan payung raksasa ini yang utama untuk menghalangi terik matahari dan hujan. Sehingga keberadaan payung raksasa ini memberikan kenyamanan para jamaah saat beribadah. Suhu di kota Madinah saat mendekati bulan Ramadhan bisa mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Payung raksasa ini mulai dibuka setiap Subuh dan ditutup menjelang adzan Maghrib. Setiap payung ini membuka dengan sempurna dalam durasi sekitar tiga menit.

Proses payung raksasa terbuka tanpa ada suara dan berjalan sangat apik sehingga menjadi pemandangan menarik bagi para jamaah. Dan ini bisa menjadi momen yang menarik apalagi di waktu fajar sehingga tidak sedikit yang mengabadikan momen ini. Payung berteknologi canggih ini di buat oleh perusahaan dari Jerman yang bernama Liebherr. Pita warna biru yang terdapat dipinggiran payung berfungsi sebagai penurun suhu di bawah payung hingga 8 derajat celcius. Bahan kain payung raksasa ini juga terbuat dari bahan yang sangat kuat sehingga mampu menahan dua pekerja ketika sedang membersihkan payung dari debu.

Payung raksasa yang dimiliki Masjid Nabawi ini tidak hanya sekedar memiliki fungsi menahan panas dan hujan saja. Tetapi, keberadaan payung raksasa ini juga menjadi ciri khas arsitektur bangunan Islam sehingga arsitektur ini banyak ditiru di berbagai masjid yang ada di dunia termasuk di Masjid Baiturrahman Banda Aceh Indonesia.

Tempat Pertama di Jazirah Arab yang Menikmati Listrik

sumber : https://www.lapakumroh.com/

Menurut catatan sejarah Masjid Nabawi Madinah yang pernah ditulis oleh seorang bangsawan dari Turki, bahwa Masjid Nabawi sudah diterangi dengan listrik sejak satu abad yang lalu di masa Kekalifahan Turki Utsmani. Dan keberadaan listrik di Masjid Nabawi ini berkat usaha keras dari Kekalifahan Turki Utsmani, yaitu di masa kekuasaan Abdul-Hamid II.

Tepatnya listrik masuk ke Masjid Nabawi Madinah sekitar tahun 1903 Masehi setelah sultan Abdul-Hamid II membuat jalur kereta api yang menghubungkan Istanbul dengan Madinah Munawwarah sebagai sarana transportasi yang mudah untuk perjalanan haji dan umrah. Ketika proyek jalur kereta api Istanbul- Madinah selesai kemudian Sultan Abdul-Hamid II meresmikan jalur tersebut dan juga memerintahkan agar Masjid Nabawi di pasang aliran listrik. Jadi listrik masuk di jazirah Arab yang pertama kali menikmatinya adalah Masjid Nabawi. Bahkan saat itu Istana di Istanbul belum dialiri listrik.

Tempat Mustajab Untuk Berdoa

sumber : https://news.detik.com/

Rasulullah SAW bersabda:

” Shalat dimasjidku ini lebih baik dari seribu shalat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di masjid itu (Masjidil Haram) lebih baik dari seratus shalat di masjid ini (Masjid Nabawi) “. (HR Bukhari Muslim)

Namun, lebih istimewanya lagi di dalam Masjid Nabawi ada tempat yang paling mulia yang disebut raudhah. Raudhah memiliki luas 330 meter persegi. Dulunya tempat ini merupakan kamar Aisyah ra dan mimbar Nabi Muhammad SAW. Nama raudhah ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW :

“ Di antara rumahku dan mimbarku ada raudhah min riyadhil Jannah (sebuah taman di antara taman-taman surga) “. (HR. Bukhari)

Allah SWT memuliakan raudhah dari tempat lain sesuai dengan kehendak-Nya. Raudhah merupakan taman surga yang ada di dunia saat ini. Karena dengan berdoa di raudhah, maka doa pun akan dikabulkan oleh Allah SWT seperti kehidupan di surga nanti setiap permintaan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga setiap jamaah haji dan umrah selalu ingin menyempatkan diri untuk berdoa di raudhah. Fakta menakjubkan ini membuat umat Islam berkeinginan untuk mendatangi Masjid Nabawi dan berdoa di raudhah.

Wakaf Pertama Rasulullah

sumber : https://pedomanbengkulu.com/

Ketika Rasulullah datang ke Madinah saat hijrah, pertama kali yang dilakukan beliau adalah membangun sebuah masjid. Dan masjid pertama yang di bangun oleh Rasulullah di Madinah adalah Masjid Quba. Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalannya menuju kota Madinah. Ketika itu Rasulullah datang dengan menunggangi untanya. Saat Rasulullah mau masuk ke kota Madinah para kaum muslimin di kota Madinah menyambutnya.

Kebiasaan bangsa Arab kala itu, jika ingin mengundang tamu adalah dengan menari tali kekang tunggangannya. Namun, sebelum kaum muslimin menarik tali kekang unta Rasulullah, beliau mengucapkan sebuah kalimat “Jangan ada yang menarik kekangan tali unta ini, karena ia telah mendapatkan perintah langsung dari Allah dimana ia akan berhenti”

Pada akhirnya, unta Rasulullah berhenti dan duduk di sebuah bangunan milik Bani Najjar, tempat itu adalah sebuah penjemuran kurma yang dimiliki oleh dua anak yatim yang bernama Suhail dan Sahl. Dua anak yatim ini dalam pemeliharaan As’ad bin Zurarah. Bani Najjar sendiri merupakan suku dari keluarga ibunda Rasulullah, Aminah.

Kemudian Rasulullah memanggil Suhail dan Sahl untuk menawar tanah tersebut untuk di wakafkan menjadi masjid. Namun, kedua anak yatim tersebut justru ingin memberikannya di jalan Allah. Tetapi, Rasulullah tetap ingin membeli tanah tersebut dengan menawarnya hingga ditemukan harga yang sesuai lalu beliau menebusnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *