Masjid Agung Cirebon Jejak Dakwah Walisongo di Tanah Cirebon

Masjid Agung Cirebon Jejak Dakwah Walisongo di Tanah Cirebon

Masjid Agung Cirebon memiliki sebutan nama lain, diantaranya Masjid Kasepuhan atau Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Masjid ini merupakan masjid tertua di Cirebon dan salah satu masjid tertua di Nusantara. Masjid Agung Cirebon di bangun pada tahun 1480 M. Salah satu keistimewaan dari masjid ini adalah di bangun oleh beberapa Walisongo diantaranya Sunan Gunung Jati, arsitek masjid ini adalah Sunan Kalijaga dan Raden Sepat dari Majapahit.

Lokasi

Masjid Agung Cirebon memiliki alamat di Jalan Keraton Kasepuhan 43,Kelurahan Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Lokasi masjid tepatnya disisi barat alun alun keraton Kesepuhan dengan memiliki ciri khas tembok pagar kelilingnya dibangun dari bata merah dengan tiga pintu gerbang berbentuk padureksa.

Sejarah

Masjid Agung Cirebon

sumber : https://serambiummah.tribunnews.com/

Prasasti yang ada di komplek Masjid Agung Cirebon menyebutkan tentang tahun dibangunnya masjid ini pada tahun 1498 Masehi oleh Walisongo. Walisongo yang memprakarsai pembangunan Masjid Agung Cirebon adalah Sunan Gunung Jati. Selanjutnya ditunjuklah Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya bersama Raden Sepat yang berasal dari Majapahit dan di bantu oleh 200 orang tukang yang berasal dari Demak.

Pada prasasti yang sama di komplek Masjid Agung Cirebon di tulis juga bahwa masjid ini sebagai tempat meninggalnya istri Sunan Gunung Jati yaitu Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana. Penyebab meninggalnya Ratu Dewi Pakungwati, menurut cerita turun menurun, Ratu Dewi Pakungwati meninggal karena melawan racun yang namanya Bruang Mandi atau sihir guna-guna yang sengaja dipasang di Momolo atau kubah masjid.

Arsitektur

sumber : https://www.nasionalisme.co/

Masjid Agung Cirebon memiliki arsitektur yang unik dan kuno. Dimulai pada mihrap terdapat lantai khusus dari tiga buah batu tegel. Masing-masing lantai ini dipasanga oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Ketiga lantai ini memiliki filosofi tentang ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Simbolisasi jumlah tiga ini juga terdapat pada atapnya yang tersusun tiga. Masjid Agung Cirebon pada bangunan utama memiliki sembilan pintu sebagai simbol dari jumlah Walisongo karena telah berperan aktif dalam penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.

Dari sembilan pintu tersebut ada satu pintu utama yang berada di sisi timur, tetapi pintu utama hanya dibuka ketika sholat Jumat dan sholat Ied dilakukan, serta saat peringatan hari besar Islam. Sedangkan delapan pintu lainnya memiliki ukuran yang kecil sehingga jika orang dewasa melewatinya harus menundukkan kepala. Desain ini sebagai simbol penghormatan dan merasa rendah diri ketika masuk kedalam masjid.

sumber : https://travel.kompas.com/

Atap Masjid Agung Cirebon di topang oleh dua belas soko guru. Keduabelas tiang ini semuanya dari jati yang memiliki diameter sekitar 60 cm dengan ketinggian sekitar 14 meter. Namun saat ini ada penambahan rangkaian besi baja sebagai penguat dari soko guru yang sudah berusia ratusan tahun, sehingga rangkaian besi baja ini mengurangi estetika aslinya. Pada beranda sisi kanan masjid ada sumur bernama Banyu Cis Sang Cipta Rasa yang diyakini banyak orang sangat berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu memiliki khasiat untuk menguji kejujuran seseorang.

sumber : https://travel.kompas.com/

Masjid Agung Cirebon juga menyediakan ruangan sholat khusus untuk keluarga kerajaan yang di beri nama maksurah yaitu sebuah ruangan dengan diberi pagar kayu berukir. Uniknya di masjid ini memiliki dua maksurah di depan dan di belakang ruang utama sholat. Di depan berada sisi kanan mihrap di shaf pertama yang diperuntukkan bagi Sultan dan Keluarga keraton Kasepuhan. Sedangkan maksurah belakang yang berada di kiri pintu utama diperuntukkan bagi Sultan dan keluarga Keraton Kanoman. Selain dua maksurah, masjid ini juga memiliki dua mimbar yang sama.

Adzan Pitu

sumber : https://m.ayocirebon.com/

Adzan pitu yang dilakukan setiap akan melaksanakan sholat Jumat di Masjid Agung Cirebon ini memiliki asal usulnya. Adzan pitu artinya panggilan adzan yang dilantunkan langsung oleh tujuh orang. Kenapa harus tujuh orang ? ini memiliki cerita tersendiri yang turun temurun hingga saat ini. Sebelum dilakukan adzan pitu, konon dulu di masjid ini setiap orang yang mendatangi dan melakukan sholat di masjid ini setelahnya akan meninggal dunia karena sihir dari Dukun Menjangan Wulung. Masalah ini hingga sekian lama dan akhirnya dilakukanlah adzan pitu di waktu shubuh. Pada saat dilakukan adzan pitu tersebut akhirnya sihir Mwnjangan Wulung hangus dan terjadi sebuah ledakan dasyat diatap Masjid Agung Cirebon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *