8 Makna Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

8 Makna Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta merupakan bentuk arsitektur bangunan masjid sarat dengan nilai yang bersumber dari Islam sebagai sarana dakwah yang lembut kepada masyarakat saat itu. Terbukti dalam waktu yang singkat sekitar dua tahun setelah berdirinya Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta sudah tidak mampu menampung jumlah jamaah pada waktu itu. Sehingga masjid mengalami perluasan dengan menambahkan serambi masjid. Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta hingga kini masih bergaya Jawa Kuno dengan berbagai makna filosofis pada bagian-bagian bangunan masjid.

Gapura

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

sumber : https://www.aroengbinang.com/

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pertama adalah Gapura. Gapura merupakan sebuah pintu gerbang yang diperuntukkan masjid. Namun saat ini pintu gerbang apapun pada umumnya disebut gapura, padahal pintu gerbang selain diperuntukkan masjid bernama Regol. Disebut Gapura karena berasal dari kata Arab “Ghafura” yang berarti ampunan dosa. Ini bermakna siapa yang melewai gapura masjid dengan niat bertobat, maka Allah SWT akan ampuni dosanya. Gapura pada arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta memiliki bentuk Joglo Semar Tinandu.

Ukiran Buah Waluh Pada Cepuri

sumber : https://punakawan.net/

Cepuri artinya pagar, yaitu semacam benteng kecil yang terletak di antara benteng dan gapura. Pada bagian atas cepuri ada ornamen ukiran buah waluh (labu). Ornamen waluh merupakan seni patung kaligrafi yang berbentuk tulisan Allah yang bermakna untuk mengajarkan masyarakat untuk mengenal kata Allah. Karena masyarakat banyak yang sulit mengucapkannya kata Wallah akhirnya menjadi Waluh. Sehingga untk mengingat kata Allah, maka bagian arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta untuk mengajarkan masyarakat mengingat kata Allah dibuatlah ornamen buah waluh di bagian atas cepuri.

Pohon Sawo di Halaman Masjid

sumber : https://m.tribunnews.com/

Pohon Sawo yang di tanam pada halaman masjid merupakan bagian dari arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Arsitektur ini untuk mengingatkan makna “Sawwuu shufuufakum” yang artinya, luruskan shaff-shaff kalian. Pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) yang di tanam di pelataran masjid memiliki makna filosofis yang baik. Sawo Kecik bermakna “sarwo becik” artinya serba penuh dengan kebaikan, seperti orang yang mendirikan sholat akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, orang yang selalu bermanfaat bagi orang lain dan sebagainya.

Pagongan

sumber : https://punakawan.net/

Pagongan merupakan bagian arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta meskipun keberadaannya tidak menyatu pada masjid. Bangunan ini berada di sebelah kiri dan kanan masjid. Pagongan berfungsi untuk menyimpan alat Gamelan Sekaten yang digunakan ketika memperingati kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Kata Sekaten diambil dari kata Arab Syahadatain, artinya dua kalimat syahadat.

Ukiran Wajik Di Pintu Masjid

sumber : https://punakawan.net/

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta yang mudah terlihat adalah ukiran wajik pada pintu masjid. Kata ‘Wajik’ diambil dari sebuah ayat Al Quran di Surat Al Fajr ayat 23. “Wajii-a yaumaidzin bijahannam, yaumaidzin yatadzakkarul insaanu wa anna lahudz dzikraa.. Dan pada hari itu didatangkan jahanam. Pada hari itu manusia menjadi ingatlah manusia akan segala perbuatannya, tapi apalah guna ingat di saat terlambat itu.”

5 Warna Pada Serambi Masjid

sumber : https://punakawan.net/

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pada serambi masjid berbentuk limasan lambangsari, yaitu terdapat balok penyambung antara atap brunjung dengan atap penanggap. Atap serambi masjid terdiri dari 4 belah sisi, masing-masing bersusun dua dan memiliki satu wuwungan. Ruangan serambi masjid tampak mewah dengan 5 macam warna yang menghiasi sebagai simbol dari gemerlapnya dunia. 5 macam warna terdiri kuning gading, emas, merah,hijau, dan biru. Kelima warna ini juga menyimbolkan waktu sholat wajib yaitu biru untuk Isya’, hijau untuk Subuh, kuning gading untuk Dzuhur, emas untuk Ashar, dan merah untuk Magrib. Kemudian arsitektur lainnya yang unik pada serambi masjid terdapat umpak / alas dari batu yang memiliki relief dan kaligrafi tentang perkembangan dan kehidupan beragama di tanah Jawa.

Hiasan Praba Pada Saka Serambi Masjid

sumber : https://punakawan.net/

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta lainnya adalah terdapat hiasan Prabu pada saka utama serambi masjid. Saka utama tampak berbeda dengan saka lainnya, karena saka utama memiliki ukuran yang lebih besar dari saka lainnya. Hiasan Praba menyimbolkan bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan, manusia dalam kehidupannya harus mampu mengalahkan berbagai rintangan dan mengalahkan hawa nafsu serta sifat buruk dan angkara murka yang ada dalam dirinya.

Atap Tiga Susun

sumber : https://id.wikipedia.org/

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta bergaya Jawa Kuno, terlihat atap yang berbentuk tajuk, yaitu bangunan yang memiliki atap bersusun tiga dengan puncak atap berbentuk piramida brujung. Arsitektur ini memiliki makna kesempurnaan hidup melalui 3 tingkatan kehidupan, yaitu Hakikat, Syariat dan Ma‟rifat, juga bermakna Iman, Islam dan Ihsan. Mustaka atap masjid ini berbentuk Gadha, Daun Kluwih, dan Daun Nanas. Pada celah antara susunan atap terdapat jendela sebagai pencahayaan alami ruangan masjid.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *