2 Imam Besar Masjid Istiqlal Sang Ulama Produktif

2 Imam Besar Masjid Istiqlal Sang Ulama Produktif

Imam Besar Masjid Istiqlal adalah sebuah jabatan penting dalam manajemen Masjid Istiqlal. Karena Imam Besar Masjid Istiqlal bertugas untuk mengawasi peribadatan di Masjid Istiqlal sesuai Syari’at Islam dan memberikan layanan konsultasi agama. Selain itu fatwa dari Imam Besar Masjid Istiqlal menjadi rujukan dari semua masjid yang ada di Indonesia.

Imam Besar Masjid Istiqlal

sumber : https://www.2019gantipresiden.org/

Imam Besar Masjid Istiqlal Masa Jabatan Desember 2005 – 22 Januari 2016

Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA lahir pada tanggal 2 Maret 1952 di Batang, Jawa Tengah. Pada masa kecilnya KH. Ali Mustafa Yaqub bercita-cita ingin mengenyam pendidikan umum saja. Kemudian cita-citanya kandas karena harus berbakti kepada orang tuanya yang ingin beliau masuk pondok pesantren. Pada tahun 1966 sang Ali Mustafa Yaqub kecil diantar oleh ayahnya ke Pondok Seblak Jombang selama 3 tahun setingkat Tsanawiyah. Dari Pondok Seblak Jombang Ali Mustafa Yaqub melanjutkan nyantri ke Pesantren Tebuireng Jombang karena jarak antara Pondok Seblak Jombang dengan Pesantren Tebuireng Jombang sangat dekat. Ketika mondok di Pesantren Tebuireng, Ali Mustafa Yaqub memanfaatkan juga waktunya untuk menempuh pendidikan formal di Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy’ari milik Pesantren Tebuireng. Kitab-kitab kuning beliau tekuni dibawah asuhan para kiyai sepuh di Tebuireng diantaranya al-Marhum KH. Idris Kamali, al-Marhum KH. Adlan Ali, al-Marhum KH. Shobari dan al-Musnid KH. Syansuri Badawi. Sampai awal 1976 Ali Mustafa Yaqub mengajar bahasa Arab di Pesantren Tebuireng.

sumber : https://ponimananakuin1.blogspot.com/

Di tahun yang sama pada 1976 Ali Mustafa Yaqub ingin menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Riyadh, Saudi Arabia hingga tamat dan diberi gelar license pada tahun 1980. Tidak merasa cukup dengan ilmu yang beliau dapatkan, Ali Mustafa Yaqub melanjutkan di Universitas King Saud, Jurusan Tafsir dan Hadis di kota yang sama sampai mendapatkan gelar Master pada tahun 1985. Kemudian beliau pulang ke tanah air dan mengajar di nstitut Ilmu al-Quran (IIQ), Institut Studi Ilmu al-Quran (ISIQ/PTIQ), Pengajian Tinggi Islam Masjid Istiqlal, Pendidikan Kader Ulama (PKU) MUI, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA) al-Hamidiyah, dan IAIN Syarif Hidayatullah.

sumber : https://beritagar.id/

Pada tahun 1989 Ali Mustafa Yaqub mendirikan sebuah Pondok Pesantren di tanah kelahirannya, Pondok tersebut bernama Pesantren “Darus-Salam”. Pada tahun 2006, beliau melanjutkan jenjang doktoralnya di universitas Nizamia Hyderabad India di bawah bimbingan M. Hasan Hitou, seorang Guru Besar Fiqih Islam dan Usul Fiqh universitas Kuwait serta Direktur lembaga studi Islam International di Frankfurt Jerman. Pada pertengahan tahun 2007 Kiai Ali merupakan salah satu orang yang mendapatkan gelar profesor sebelum lulus ujian disertasinya.

Beliau adalah seorang ulama produktif sehingga banyak menghasilkan karya tulisan. Wejangan beliau sangat akrab sekali di telinga para santrinya, yaitu “Wa laa tamutunna illa wa antum muslimun” (Janganlah kalian mati kecuali menjadi muslim). Hingga akhir hayatnya Kiai Ali telah menulis 49 buku, namun ada juga buku terakhir yang terbit pascawafatnya hasil transkip dari ceramah-ceramahnya, jadilah jumlah buku itu berjumlah 50 buku. Beliau meninggal di Tangerang Selatan, Banten, 28 April 2016 pada umur 64 tahun.

Imam Besar Masjid Istiqlal Masa Jabatan 22 Januari 2016 – Sekarang

Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D lahir pada 23 Juni 1959 di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan. Imam Besar Masjid Istiqlal pengganti Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 sampai 2014.

sumber : https://cariustadz.id/

Pendidikan

– Tahun 1970, SDN 6 tahun di Ujung-Bone
– Tahun 1971, Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang
– Tahun 1971, PGA 4 tahun, di pesantren As’adiyah Sengkang
– Tahun 1976, PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang
– Tahun 1980, Sarjana Muda, Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang
– Tahun 1984, Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang
– Tahun 1993-1994, Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta
– Tahun 1993-1998, Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
– Tahun 1993-1994, Visiting Student di Mc Gill University canada
– Tahun 1994-1995, Visiting Student di Leiden University Belanda
– Tahun 1995, Sandwich program di Paris University Prancis

Karir

sumber : https://nasional.kompas.com/

Nasaruddin Umar adalah pendiri dari organisasi Masyarakat Dialog antar Umat Beragama. Imam besar Masjid Istiqlal ini pernah menjabat sebagai Dirjen di Departemen Agama, kemudian juga pernag menjadi anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair. Pada tahun 2011 hingga 2014 Nasaruddin Umar pernah menjabat Wakil Menteri Agama RI, sedangkan jabatan Imam Besar Masjid Istiqlal menggantikan Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA sejak 22 Januari 2016 – Sekarang.

Karya

Diantara karya tulisnya yang populer sebagai berikut :

– Mendekati Tuhan dengan Kualitas Feminin
– Deradikalisasi Pemahaman Al-Quran dan Hadist
– Qur’an Untuk Perempuan
– Tafsir Untuk Kaum Tertindas
– Ibadah Mahdlah : Kiat-Kiat Khusuk dalam Sholat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *