Masjid Raya Bayur merupakan salah satu masjid tua yang terletak disekitar Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Masjid ini dibangun pada awal abad ke-20 yang bertempat tidak jauh dari jaln raya penghubung Kota Lubuk Basung, Ibukota Kabupaten Agam, dengan Kota Bukit Tinggi.
Masjid ini memiliki keunikan yang khas seperti kubah yang berbentuk persegi empat yang berada ditengah atap bangunan utamanya. Kemudian empat menara dibangun dan diletakkan disetiap sudut kubah utama, sedangkan kubah kecil persegi empat juga dibuat diatas atap mihrab.
Dinding masjid dilapisi papan bernuansa gelam yang diukir dengan hati-hati sehingga menghasilkan karya seni yang unik. Tiang-tiang penyangga masjid dibuat sedemikian rupa dan dihiasi dengan warna lembut sehingga keserasian dapat terjadi dengan sempurna.
Bentuk Masjid Raya Bayur sudah banyak mengalami perubahan hingga saat ini. Renovasi terakhir dilakukan pada awal tahun 2000, masyarakat setempat merenovasinya secara menyeluruh. Renovasi masjid secara keseluruhan tersebut hanya memakan waktu sekitar 4 tahun saja, karena banyak sekali partisipan yang berasal dari para tokoh masyarakat Kenagarian Bayur, serta warga di tahan rantau yang ikut membantu dalam proses renovasi.
Renovasi total meliputi perbaikan bangunan serta penataan lingkungan disekitar areal masjid, seperti pembenahan area parkit, ruang terbuka, serta renovasi taman masjid. Hal ini dilakukan agar masjid tampak lebih asri dan para jamaah akan betah untuk berlama-lama beribadah. Akhirnya, Renovasi terakhir yang ditangani oleh Arsitek Ir. Hendri Tanjung selesai pada tanggal 8 September 2004.
Sebelum renovasi dilakukan, masjid ini tampak indah dengan perpaduan gaya arsitektur yang berasal dari Thailand, dan Gonjong, yaitu rumah gadang khas Minangkabau. Hal tersebut bisa dilihat dari menara kecil yang ada di empat sudut atap bangunan utama. Sedangkan untuk struktur atap dirancang sedemikian rupa mengikuti pola bangunan rumah panggung dengan atap yang bersusun tiga, atau biasanya menjadi ciri khas bangunan masjid zamam dahulu.
Masjid Raya Bayur memiliki beberapa keunikan yang khas, yaitu kubah besar berbentuk persegi empat, ditengah atap bangunan utama, kemudian empat menara disetiap sudut kubah utama, serta kubah kecil yang dibangun diatas mihrab. Selain itu bagian atap disusun sampai 4 tingkat dari tingkat paling bawah.
Ketika datang kemasjid ini, anda akan disuguhi oleh pemandangan pohon palem disekitar masjid, dan taman-taman bunga yang sangat indah ditambah dengan lampu-lampu di sepanjang jalan masjid yang semakin menambah indah lingkungan masjid pada malam hari. Selain itu juga terdapat kolam air mancur di samping depan masjid.
Kemudian dibelakang masjid terdapat kolam ikan yang tertata dengan sangat rapi. Disekitar kolam tersebut terdapat tempat berwudlu, kemudian hasil sisa air wudhu akan di buang ke kolam ikan.
Masjid ini memiliki keseluruhan luas bangunan sekitar 2.260 meter persegi dengan daya tampung lebih dari 1.000 orang jamaah. Kemudian di sekitar masjid terdapat beberapa saung / cakruk / pos yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat.
Kemudian, jika kita melihat sebelah utara masjid, terdapat sebuah pondok pesantren tua yang digunakan sampai saat ini sebagai media pembelajaran islam. Santri-santri masjid tersebut selalu meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan bermanfaat, seperti belajar khotbah, berceramah, hingga tata cara shalat jenazah. Sampai saat ini, masjid tersebut masih ramai dikunjungi oleh orang tua santri yang mondok.