Masjid Raya Jakarta Islamic Centre

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre adalah sebuah jawaban pemerintah DKI Jakarta atas permasalahan di kawasan Karamat Tunggak, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang sebelumnya merupakan kawasan prostitusi terbesar. Masjid yang memiliki luas 14.625 meter persegi ini, di bangun di atas tanah seluas 109.435 meter persegi. Masjid Raya Jakarta ini adalah gagasan Sutiyoso di masa beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Masjid Raya Jakarta Islamic Centre menjadi harapan perubahan yang baik dari masa lalu yang kelam di kawasan tersebut.

Sejarah

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre

sumber : https://bujangmasjid.blogspot.com/

Sebagai seorang pemimpin harus cerdas dalam mengambil keputusan yang tercermin dari kebijakan-kebijakan yang di telah di putuskan. Seperti pada kawasan postitusi Kramat Tunggak, awalnya hanya beberapa PSK yang berada disana. Saat itu Gubernur Ali Sadikin kawatir wanita-wanita malam ini semakin menyebar di luar kawasan tersebut, akhirnya diputuskan melokalisasi para PSK tersebut melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca 7/I/13/1970 tanggal 27 April 1970, Kramat Tunggak menjadi tempat pelacuran. Dan ternyata dari tahun ke tahun PSK justru tidak berkurang malah semakin banyak. Dan ini semakin meresahkan masyarakat yang berada di lingkungan tersebut.

Masih tidak percaya dengan kuatnya penolakan masyarakat sekitara akan keberadaan lokalisasi tersebut, maka diadakanlah penelitian tentang sejauh mana penolakan masyarakat mengenai keberadaan Kramat Tunggak ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Dinas Sosial bekerja sama dengan Universitas Indonesia. Padahal sesuatu atau perbuatan yang buruk, apalagi itu perbuatan maksiat, pasti akan ditolak oleh mayoritas masyarakat Betawi. Karena kaum Betawi identik dengan komunitas Islam yang terbuka, toleran, bersemangat dan sangat mencintai Islam sebagai identitas utama kebudayaan mereka.

Akhirnya pada tahun 1998, keluarlah SK Gubernur KDKI Jakarta No.495 tahun 1998 tentang penutupan lokalisasi selambat-lambatnya akhir Desember 1999. Pada tanggal 31 Desember 1999, Lokres Kramat tunggak resmi ditutup melalui SK Gubernur KDKI Jakarta No. 6485 tahun 1998. Kemudian, Pemprov DKI membebaskan lahan eks lokres tersebut. Lahan tersebut memunculkan beberapa usulan beragam dari beberapa kalangan. Namun Gubernur DKI Jakarta H. Sutiyoso memiliki ide membangun Islamic Center. Sebelum melaksanakan idenya, tahun 2001, Gubernur Sutiyoso melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen masyarakat. Ternyata dukungan masyarakat menjadikan lahan tersebut sebagai Islamic Center semakin menguat.

Kemudian Sutiyoso terus menerus konsultasi dengan masyarakat, ulama, praktisi baik skala lokal maupun regional bahkan international. Akhirnya master plan pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre pada tahun 2002 pun diwujudkan. Selanjutnya pada Agustus 2002 dilakukan Studi Komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris dan Perancis. Masjid Raya Jakarta Islamic Centre digunakan pertama kali untuk shalat Jumat pada tanggal 6 September 2002. Sementara peresmian masjid ini sendiri dilaksanakan pada 4 September 2003 oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Arsitektur

sumber : https://bujangmasjid.blogspot.com/

Arsitektur masjid yang indah dan megah dapat mencerminkan Islam agama yang mencintai keindahan dan kebaikan. Arsitek Ir. Muhammad Nu’man mendesain Masjid Raya Jakarta Islamic Centre yang bisa berfungsi sebagai masjid sebagai sarana ibadah yang nyaman dan bisa juga komplek masjid dijadikan sebagai pusat pendidikan dan perekonomian. Masjid yang memiliki arsitektur gaya Ottoman Turki juga memiliki halaman yang luas dengan taman yang indah. Masjid yang memiliki kapasitas sekitar 20.000 jamaah ini dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dengan koleksi berbagai literatur Islam yang lengkap.

sumber : https://bujangmasjid.blogspot.com/

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre memiliki menara dengan ketinggian 114 meter sebagai simbol dari jumlah surat dalam Al Quran. Ruang utama masjid tanpa tiang sehingga tampak lebih luas dan ornamen khas Betawi menghiasi langit langit ruang utama masjid. Kubah besar masjid memiliki dekoratif jendela-jendela transparan dengan pola menara menara kecil disekeliling diameter kubah sehingga terlihat indah di siang hari saat cahaya matahari menerebos masuk ke dalam masjid melalui jendela jendela tersebut.

Ruang utama Masjid Raya Jakarta Islamic Centre berada di lantai dua, untuk menuju ke lantai dua ada tangga besar untuk aksesnya. Masjid ini juga dilengkapi dengan perangkat eskalator, lantai dasar masjid digunakan sebagai area pendukung dan kantor serta area tempat wudhu dan lainnya. Selain di lantai dasar, tempat wudhu juga tersedia di area pelataran yang dibangun cukup unik.

Kegiatan

sumber : https://bujangmasjid.blogspot.com/

Masjid sebagai pusat pemerintahan merupakan hal yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, dan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre ingin mencontoh sistem tersebut. Beberapa kegiatan pemberdayaan umat seperti ZISWAF, pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), kegiatan sosial ekonomi (koperasi masjid), pengajian rutin, dan Tabligh Akbar telah dilakukan oleh masjid ini. Dengan hadirnya Masjid ini, masyarakat disekitar kawasan tersebut berharap, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre mampu menjadi pusat perubahan dalam kebaikan dari segala sisi kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *