Masjid Cheng Ho Purbalingga

Masjid Cheng Ho Purbalingga

Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Purbalingga menggagas berdirinya Masjid Cheng Ho Purbalingga. Pembangunan masjid dilakukan sejak tahun 2005, di tahun berikutnya proses pembangunan mengalami berbagai kendala sehingga pembangunan Masjid Cheng Ho Purbalingga baru bisa diresmikan pada tangga 5 Juli 2011 M / 3 Sya’ban 1432 H oleh H.A Zaky Arslan Djunaid selaku Ketua Umum Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) JASA.

Masjid Cheng Ho Purbalingga

sumber : https://www.inibaru.id/

Masjid yang berlokasi di Desa Selaganggeng Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, provinsi Jawa Tengah, Indonesia merupakan daerah yang berada di sekitar Gunung Slamet. Sehingga lokasi ini memiliki panorama alam yang indah. Karena di Kabupaten Purbalingga juga ada etnis Muslim Thionghua, maka dibangunlah sebuah masjid dengan gaya arsitektur Tiongkok sebagai khazanah kekayaan arsitektur bangunan masjid di Indonesia. Bangunan masjid yang mirip kuil China ini tidak khusus bagi Muslim Thionghua saja, tetapi bisa digunakan oleh semua muslim dari berbagai etnis di Indonesia.

Dibangun oleh Mualaf

Pemrakarsa berdirinya Masjid Cheng Ho Purbalingga adalah seorang mualaf Thionghua yang bernama Thio Hwa Kong atau Heri Susatyo. Kemudian ia merintis pendirian masjid ini dengan di dukung oleh Persatauan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) pada tahun 2004. Di tahun 2005 pembangunan Masjid Cheng Ho Purbalingga dilakukan dan sempat terhenti ditahun berikutnya. Pembangunan masjid dilakukan kembali pada tahun 2010 sampai selesai dan diresmikan pada tahun 2011.

Lokasi Masjid Cheng Ho Purbalingga

sumber : https://www.google.com/maps

Desa Selaganggeng Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
Rute menuju masjid : Dari pusat kota Purbalingga, menuju ke arah utara sejauh 12 km. Jika dari Bobotsari, jaraknya sekitar 12 km ke arah selatan kebalikan dari pusat kota Purbalingga.

Arsitektur Masjid

sumber : https://beritagar.id/

Luas Masjid Cheng Ho Purbalingga berukuran 11x 9 meter. Masjid ini memilki bentuk perpaduan arsitektur Tiongkok dan Jawa. Bentuk masjid mirip bangunan klenteng China karena tidak memiliki kubah seperti masjid-masjid pada umumnya. Namun, Atap masjid ini berbentuk pagoda persegi delapan bertingkat-tingkat. Sisi atap yang menonjol mirip bentuk ekor naga. Masjid Cheng Ho Purbalingga memiliki warna khas arsitektur Tiongkok, yaitu warna merah dan warna kuning yang mendominasi warna bangunan masjid ini.

Ornamen khas Tiongkok juga mendominasi, mulai dari beberapa lampion yang menghiasi masjid dengan dua warna khas Tiongkok, warna kuning dan merah. Tiang tiang masjid yang berwarna merah menguatkan unsur arsitektur Tiongkok. Ada juga jendela yang berbentuk segi delapan dengan memiliki corak merah dan kuning pada sisinya. Di atas papan berwarna hitam bertuliskan huruf kanji yang berwarna kuning emas yang terdapat pada pintu masuk utama masjid. Beduk yang memiliki warna merah mencirikan bangunan masjid terdapat pada sisi kiri bangunan masjid.

sumber : https://www.aroengbinang.com/

Pada ruang utama masjid terdapat lampu gantung yang bersusun menghiasi ruang tengah. Kemudian tulisan Arab lafaz “Allah” menghiasi pada setiap bidang yang berbentuk segi delapan dilangit-langit masjid. Lafaz Allah yang berbentuk garis-garis tidak tampak seperti huruf Arab. Masjid Cheng Ho Purbalingga ini juga terinspirasi oleh arsitektur Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada 996 Masehi. Arsitektur Niu Jie tampak pada bagian puncak, atap utama, dan mahkota masjid. Untuk arsitektur lainnya merupakan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan budaya lokal Jawa.

Relief Muhammad Cheng Ho bersama armada kapal dalam mengarungi Samudera Hindia ada pada sisi utara masjid sebagai pesan kepada masyarakat Muslim Tionghoa di Indonesia bahwa ajaran Islam adalah ajaran universal yang bisa dipeluk oleh semua manusia didunia ini.

Fasilitas Rest Area di Masjid Cheng Ho Purbalingga

sumber : https://www.wowkeren.com/

Area Masjid Cheng Ho Purbalingga kini memiliki fasilitas rest area yang cukup luas. Karena fungsi kedua masjid ini sebagai tujuan wisata religi, maka menyediakan area parkir yang luas sudah semestinya dilakukan oleh pihak masjid demi kenyamanan pengunjung.

Tidak hanya area parkir saja di kawasan rest area ini, tetapi ada toko-toko yang menyediakan oleh-oleh dan aneka makanan khas Purbalingga. Pengunjung bisa memilih dan mencicipi aneka kuliner ini sesuai dengan seleranya. Di rest area ini juga ada tempat nongkrong dengan suasana yang nyaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *